Search Film Percintaan Yang Mengharukan. Film yang menceritakan tentang Bud Fox ini mengambil latar waktu 1980-an dan tempat yang sesuai dengan judulnya, Wall Street com Seks Dalam 50 Shades Of Grey Vulgar, Film Ini Jauh Lebih via showbiz More film drama korea videos Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, mereka tak akan ragu berhadapan dengan apapun meskipun nyawanya jadi taruhan Film
Menulis cerpen adalah salah satu cara yang tepat untuk mengungkapkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran kita. Cerpen sendiri merupakan sebuah karya sastra yang memiliki banyak penggemar. Apalagi cerpen yang mengangkat kehidupan remaja di daerahmu, pasti akan sangat diminati oleh remaja lainnya yang berasal dari daerah yang sama. Mencari Inspirasi Mulailah dengan mencari inspirasi. Carilah ide-ide yang menarik untuk dijadikan sebuah cerpen. Bisa dari pengalaman pribadi, cerita dari teman atau keluarga, ataupun dari media sosial atau berita yang sedang viral. Setelah itu, cobalah untuk memilih tema yang berkaitan dengan kehidupan remaja di daerahmu. Misalnya tentang persahabatan, percintaan, mimpi dan cita-cita, atau masalah sosial yang sering terjadi di daerahmu. Dengan begitu, cerpenmu akan lebih mudah diterima oleh pembaca karena mereka bisa merasakan kisah yang sama dengan yang kamu tulis. Membangun Karakter Setelah menemukan tema yang tepat, langkah selanjutnya adalah membangun karakter. Karakter dalam cerpen sangat penting karena mereka akan menjadi tokoh utama dalam cerita yang kamu tulis. Buatlah karakter yang kuat, memiliki sifat yang unik, dan memiliki konflik yang menarik. Perlu diingat, karakter tidak harus selalu menjadi pahlawan atau tokoh utama. Karakter sampingan atau antagonis juga bisa menjadi kunci dalam cerita yang kamu tulis. Membangun Plot Plot adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita. Plot haruslah dibangun dengan baik agar cerita yang kamu tulis menjadi menarik dan tidak membosankan. Mulailah dengan membuat pendahuluan atau pengenalan, lalu lanjutkan dengan konflik dan klimaks, dan terakhir adalah penyelesaian atau ending. Perlu diingat, plot juga haruslah sesuai dengan tema yang kamu pilih. Jangan sampai plot yang kamu bangun tidak relevan dengan tema yang telah kamu tentukan sebelumnya. Membuat Narasi yang Menarik Narasi adalah cara penyampaian cerita dalam bentuk tulisan. Narasi yang baik akan membuat cerita yang kamu tulis menjadi lebih hidup dan menarik. Cobalah untuk menghindari narasi yang monoton atau membosankan. Gunakan gaya bahasa yang bervariasi, seperti metafora, simile, atau personifikasi. Selain itu, cobalah untuk menggambarkan suasana dan latar tempat dengan baik. Hal ini akan membuat pembaca lebih mudah membayangkan cerita yang kamu tulis. Menyunting dan Menyempurnakan Cerpen Setelah menyelesaikan cerpen, jangan langsung mempublikasikannya. Beri waktu untuk menyunting dan menyempurnakan cerpenmu. Cek kembali tata bahasa, ejaan, dan kesalahan lainnya dalam cerpenmu. Perbaiki bagian-bagian yang kurang jelas atau terkesan membosankan. Jika perlu, mintalah teman atau orang lain untuk membaca cerpenmu dan memberikan feedback. Hal ini akan membantumu untuk melihat kekurangan dan kelebihan dalam cerpenmu. Memiliki Kesan yang Mendalam Sebuah cerpen yang baik adalah cerpen yang mampu memberikan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Cerpen yang mengangkat kehidupan remaja di daerahmu bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan positif kepada pembacanya. Misalnya tentang pentingnya persahabatan, arti cinta sejati, atau pentingnya mengejar mimpi. Sebuah cerpen yang memiliki pesan yang kuat akan membuat pembaca terinspirasi dan mungkin bisa menjadi motivasi bagi mereka untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Kesimpulan Menulis cerpen yang mengangkat kehidupan remaja di daerahmu bisa menjadi cara yang tepat untuk menyampaikan pesan positif kepada pembaca. Mulailah dengan mencari inspirasi dan memilih tema yang sesuai dengan kehidupan remaja di daerahmu. Buatlah karakter yang kuat dan plot yang menarik. Sempurnakan cerpenmu dengan menyunting dan memperbaiki kekurangan yang ada. Dan yang terpenting, buatlah cerpenmu memiliki kesan yang mendalam bagi pembacanya. Blog
Bukuyang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari. a. Buku b. Buku fiksi c. Buku nonfiksi d. Buku pengayaan Jawaban : B 2. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan., realita, atau hal-hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. a. Opini b. Cerpen Remaja – Saat ini genre cerita pendek atau lebih sering disebut cerpen sudah sangatlah banyak, salah satunya cerpen remaja yang populer. Semua itu karena cerpen ini memiliki cerita yang ringan namun tetap seru dan asik untuk dibaca. Sehingga banyak kalangan mulai dari muda hingga tua dapat menikmati cerita ini. Tentu saja hal itu karena cerpen dengan genre remaja sudah memiliki banyak variasi yang dapat dipilih, sehingga tidak akan menimbulkan kebosanan. Justru pembaca akan merasakan terbawa oleh alur cerita yang remaja banget. Hal itulah yang membuat cerpen seperti ini banyak di cari. Berikut cerita remaja yang dapat dijadikan referensi membaca 1. Cerpen Remaja Romantis Saat ini kisah romantis memang memiliki cukup banyak peminatnya, semua itu karena kisah cintanya yang akan membuat pembaca berasa terbawa dalam keromantisan. Berikut cerpen remaja romantis yang dapat jadi referensi membaca Cerpen Remaja Romantis Plester Cinta Bola basket sedang memantul kesana-kemari mengikuti arahan tangan remaja yang sedang asik berebut dan berlari. Sorak-sorak gembira dan histeris terdengar dari bangku penonton. Walaupun hari ini adalah pertandingan basket remaja putri tetap saja tidak kalah seru saat remaja putra yang bermain. Semua itu karena memang mereka sudah cukup jago dan mampu membuat siapapun terkagum-kagum. Seorang wanita dengan rambut panjang terikat sedang berusaha membawa bola menuju Ring lawan namun hadangan terus terjadi. Hingga akhirnya bola mampu masuk ring namun membuat wanita bertubuh jangkung tersebut jatuh tersungkur karena melawan arus lawan. Priiiit suara wasit meniupkan peluit menggema. “Medis! Tania luka tolong” ucap wasit. Seorang pria bertubuh mungil datang berlari dengan membawa kotak P3K. Pertandingan mau tidak mau akhirnya dijeda terlebih dahulu. Tania telah dibawa ke pinggir lapangan dan pertandingan mulai berjalan kembali. “Aku enggak kenapa-napa Do” ucap Tania pada Rido yang sedang mengobati lukanya. “Iya aku tau, hati-hati bisa dong Tan. Kamu cewek masa banyak lecet di mana-mana” Tania cemberut “Terus kalau aku penuh luka kamu enggak suka aku lagi gitu?” ucap tania. Rido menempelkan plester pada dagu dan lutut Tania setelah itu Rido mengacak-acak rambut Tania “Aku bakal jadi plester kamu” ucap Rido. “Kalau sudah selesai diobatin bisa kalian pacarannya nanti dulu, pertandingan penting ini” ucap seorang pemain yang melipir sedikit ke pinggir lapangan. Tania berlari dan mendekati wasit menandakan dirinya sudah siap bertanding. Rido dan Tania jelas berbeda bahkan banyak yang meledek pasangan ini. Bagaimana tidak mereka memiliki tinggi badan yang berbeda dan Ridolah yang pendek disini. Namun Rido sudah bertekad, bahkan saat ia memutuskan untuk masuk ekskul PMR itu semua untuk Tania. Agar Rido dapat mendukung Tania selalu. Baca Juga Cerita Silat 2. Cerpen Remaja Persahabatan Selain kisah romantis ada juga cerpen remaja yang tidak kalah populer yaitu cerpen dengan tema persahabatan. Sehingga pembaca akan disuguhkan dengan kisah manis persahabatan para remaja. Berikut cerpen persahabatan remaja yang dapat dijadikan referensi membaca Cerpen Remaja Persahabatan Kita Belum Jadi Apa-Apa Dio sedang berjalan mengikuti Erwin dari belakang bahkan tidak mempedulikan saat Erwin mengoceh dan meminta Dio untuk berhenti mengikutinya. Hingga akhirnya mereka akrab dan Erwin mau menerima Dio sebagai temannya. Sehingga saat di sekolah ataupun pulang mereka selalu bersama. Dio selalu menemani Erwin berjalan menuju rumahnya yang tidak jauh dari terminal. Erwin bilang bahwa rumah Dio searah dengan terminal dan berjalan bersama Dio lumayan tidak membuat perjalanan merasa melelahkan walaupun cukup jauh. Hal itu terus berlanjut hingga pada suatu hari Erwin merasa curiga dengan Dio yang selalu tidak mau saat Erwin hendak menemaninya menunggu angkutan. Saat itu saat Erwin seharusnya pulang justru ia memperhatikan Dio dari jauh dan benar saja semua keanehan terjawab sudah. Dio menaiki sebuah mobil pribadi mewah yang berhenti tepat di terminal. Erwin sudah curiga sejak pertama kali Dio yang seperti anak orang kaya kenapa harus naik angkutan umum. Tentu saja Erwin marah dengan Dio yang membohonginya dan mereka bertengkar cukup hebat keesokan harinya. Saat itu ucapan Dio menyadarkan Erwin “Gue bukan mau nipu elo tapi gue benaran mau bersahabat sama elo Win” ucap Dio. “Kenapa anak orang kaya mau main sama anak pemulung kaya gue” Dio mendaratkan tonjokan tepat di wajah Erwin hingga ia jatuh tersungkur “Yang kaya itu orang tua gue sama yang pemulung itu orang tua elo, bukan kita. Saat ini kita belum jadi apa-apa. Gue tulus mau temenan sama elo yang juga tulus sama gue, enggak pernah manfaatin uang gue” Erwin menangis terharu mendengar sahabatnya yang selama ini rela berbohong dan jalan jauh demi bersamanya. 3. Cerpen Remaja Sedih Kisah sedih memang memiliki peminatnya tersendiri, walaupun tidak menyenangkan seperti cerpen remaja dengan tema romantis atau yang lainnya cerpen sedih juga sangat mampu mengaduk perasaan. Dimana pembaca akan dibuat terpuruk, marah dan terharu saat membacanya. Berikut cerpen dengan kisah sedih yang dapat dijadikan referensi Cerpen Remaja Sedih Seragam Reka Matahari masih malu-malu untuk bersinar, justru embun yang dengan mudahnya menyeruak membuat pagi itu terasa lebih gelap dan dingin. Terlihat seorang remaja laki-laki yang sedang menggosokkan punggung tangannya untuk memberikan sedikit kehangatan. Seragam putih birunya sama sekali tidak membantu membuat tubuhnya hangat. Namun ia masih bersyukur hujan tidak turun dan membuat seragamnya semakin kusam. Lampu lalu lintas terus ia perhatikan dengan sangat cermat sehingga tidak akan terlewatkan perubahan warnanya. Saat lampu berubah menjadi merah Reka berjalan menerobos lalu lintas untuk menjajakan koran. Tidak jarang terkadang Reka menerima penolakan, bahkan ada yang memberikan tatapan sinis padanya. Sebenarnya apa salahnya? Ini kan pekerjaan halal bukan mencuri ataupun hal buruk lainnya. “Woi Reka! Cepat lagi uda mau masuk” ucap seorang remaja yang mengenakan seragam putih biru seperti Reka yang lewat di depan Reka dengan motornya. Reka tersenyum “Iya, ini benar lagi gue nyusul” ucap Reka sembari menyusuri jalan yang mulai padat dengan kendaraan. Saat sudah di pinggir jalan Reka memasukkan sisa korannya ke dalam tas. Walau masih tersisa cukup banyak Reka harus bersyukur berarti hari ini sebesar inilah rezekinya. Koran sisa ini tidak dapat dijual lagi karena saat siang sudah tidak ada yang mencari koran. Sedangkan Reka tidak bisa melanjutkan berjualan karena jam masuk sudah mulai mendekat. Setidaknya hari ini adiknya di rumah bisa makan siang nanti setelah Reka pulang dari sekolah. 4. Cerpen Remaja Sekolah Kisah remaja saat bersekolah memang cukuplah unik-unik dan menarik untuk diceritakan. Berikut cerpen remaja sekolahan yang dapat dijadikan referensi membaca Cerpen Remaja Sekolah Kode Ujian Kegaduhan kelas tidak terlihat sama sekali, justru ketegangan dan kesunyian yang saat ini sangat terasa. Semua itu karena saat ini sedang ada ujian di sekolah dan tentu saja ini menjadi momen remaja paling diam saat KBM. Namun percayalah itu hanya yang terlihat dari luarnya saja tetapi aslinya justru menyimpan kegaduhan yang teramat sangat dan hanya dapat dimengerti oleh siswa-siswi sekolahan. Reno sedang asik menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, semua itu ia lakukan sengaja untuk memberikan sinyal pada temannya yang ada di belakang. Dimana jarinya akan terangkat menandakan butuh jawaban dari nomor sesuai jarinya. Marta yang melihatnya mulai membaca sinyal dan berdehem “Ehem, ehem, ehem” dimana 3 kali deheman menandakan jawaban adalah C. Haikal merebahkan kepalanya pada meja sembari berusaha memasang wajah seserius mungkin untuk membuat guru pengawas tidak mencurigainya. Setelah itu Haikal menoleh ke arah kiri tempat Reno duduk sembari membuka mulutnya tanpa suara yang hanya dapat dimengerti mereka. Reno yang mengerti memainkan jarinya kembali sembari mengacak-ngacak rambut dan memperlihatkan 3 jarinya menandakan jawaban C. Kertas-kertas kecil mulai dioper dari satu bangku ke bangku yang lainnya, tentu saja isi kertas tersebut adalah jawaban atas soal yang begitu banyaknya. Namun perlu diketahui para remaja ini sebenarnya menggantungkan nasib mereka dari teman ke teman tanpa tahu bagaimana akhirnya. Semua itu karena terkadang jawaban yang menyebar tidak diketahui asal usulnya dan apakah itu benar atau tidak. Saat ini yang terpenting adalah jumlah soal yang hampir 100 soal ini habis terisi, masalah jawaban di akhir saja dipikirkan. Toh nanti remedial bersama-sama juga. Namun hal ini tentu saja tidak dilakukan oleh semua remaja yang bersekolah masih ada mereka yang jujur dengan giat belajar dan mengerjakan semuanya sendiri. Tentu saja saat hasil keluar mereka yang menggunakan otak sendiri memperoleh nilai yang cukup memuaskan. Sedangkan yang bermain kode harus menyesuaikan kehokian, apakah setidaknya jawaban mereka bisa membuat nilai aman. Justru remedial bukanlah momok menakutkan karena tentu saja mereka akan melaluinya bersama-sama. Mereka semua belum sadar, dunia yang nantinya akan dihadapi tidak bisa dengan mudah diselesaikan hanya dengan kode saja. Baca Juga Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Cerpen 5. Cerpen Remaja Religi Cerpen Remaja Religi Berbeda Tapi Sama oleh siti ismail liana Terlihat seorang pemuda yang sedang gelisah dalam duduknya diantara barisan shaf salat di dalam sebuah masjid yang tak terlalu besar itu. Dia sebenarnya sedang mengikuti salat shubuh berjamaah di masjid dekat rumahnya. Namun sekarang masih berdoa, sedangkan ia sudah sangat ingin beranjak pergi karena teringat akan kartun kesenangannya yang akan tayang sebentar lagi. Akhirnya pemuda itupun menyerah. Dengan segera ia mengubah posisinya untuk beranjak pergi. Sayangnya, ketika kakinya hendak melewati pintu keluar matanya tak sengaja menangkap suatu pemandangan yang aneh menurutnya. Dan jiwa-jiwa kekepoan-nya pun otomatis berkibar dengan semangat. Iya, pemuda itu ternyata termasuk dalam tipe orang yang memiliki tingkat ke-kepo-an yang sangat tinggi terkait dengan hal-hal yang baru dijumpainya. Lantas ia lupa begitu saja dengan acara kartun kesayangannya itu. Tanpa disadari, dia tetap berdiri mematung sambil terus mengamati seseorang yang menarik perhatiannya tadi. “Dek” “ah iya…” pemuda itu terkejut ketika seseorang yang diamatinya sedari tadi ternyata sudah berdiri tepat dihadapannya sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajah linglungnya. Entahlah, mungkin pemuda itu terlalu banyak berpikir dan berspekulasi hingga lupa dengan keadaan di sekitarnya. “Kamu kenapa sih dek kok dari tadi liatin kakak terus, emangnya ada yang aneh sama kakak?” Pemuda yang lebih tua itupun mengeluarkan uneg-unegnya sedari tadi. Sorot matanya tajam menusuk lawan bicaranya. Sedang pemuda yang lebih kecil itupun terkesiap dan segera menyadari situasi yang sedang dihadapinya saat itu. “Ah, tenang dulu kak, aku ngga berniat aneh-aneh kok. Cuman aku ngerasa aneh aja dengan cara salatnya kakak.” Yang diajak bicara hanya menautkan alisnya bingung. Tak ada yang aneh kok, pikirnya begitu. Namun tiga detik kemudian ia baru menyadari hal apa itu. Sorot matanya berubah lembut. Dan ia malah mengajak pemuda yang lebih kecil darinya itu untuk mengobrol di taman samping masjid. “Jadi hal apa yang menurutmu aneh itu dek?” yang lebih tua memastikan apakah yang dipikirkannya itu benar. “Oh, itu kak. Kenapa tadi kakak mengangkat tangan seperti sedang berdoa, padahal kakak kan masih salat tadi. Memangnya boleh ya?” Nah, benar dugaannya. Ia tadi salat di lingkungan orang yang tidak menggunakan qunut ketika salat shubuh. Pantas saja anak ini sedari tadi memasang wajah penasaran terus. “Emmm, sebelumnya nama kamu siapa dek?” “Rio kak” “Oh, kelas berapa sekarang?” “Kelas 5 SD Kak.” “Hemm, Rio, kenalkan nama kakak Deka. Dan hal yang adek lihat tadi namanya membaca qunut. Kamu pasti belum pernah liat ya.” Rio pun hanya menganggungkan kepalanya saja sebagai guna merespon pernyataan Deka. “Wajar sih kalau kamu belum tau, masih kecil soalnya.” Tambah Deka lagi sambil tertawa kecil. “Kita itu sama Rio, sama-sama Islam kok. Ya meski kakak salatnya agak beda sama kamu, tapi intinya sama, kita menghadap Allah Swt. Kamu denger kakak ya, Islam di luaran sana itu jauh lebih baaaaaaaanyak lagi perbedaan-perbedaan yang bakalan kamu temui, nggak cuma sama kakak aja yang beda. Ada laki-laki yang suka pakai baju kaya gamis, ada yang nggak mau pake celana panjang di bawah mata kaki, perempuan yang pakai cadar kemana-mana, sampai perempuan yang ngga pernah pakai kerudung pas keluar rumah-pun itu tetap seorang muslim jika dia menyatakan diri sebagai penganut agama Islam. Dan yah, bagaimanapun cara beribadah mereka, kamu jangan pernah ya yang namanya menghina dan mengejek kebiasaan mereka lalu menganggap kalau cara yang kamu lakukan adalah yang paling benar.” Jeda sejenak, Deka mengambil nafas sekaligus mengamati reaksi dari Rio. Sedang Rio sendiri memberikan perhatiannya secara penuh kepada Deka sedari tadi. “Ya enggak lah Kak, ngapain juga aku ngehina, palingan juga aku kepoin aja kayak kakak gini.” Sambung Rio menanggapi Deka, karena ia belum memuka obrolan kembali. “Wahh sip sip, mantap Yo. Sekalian nambah wawasan juga itu biar tambah pinter. Nah, mereka itu punya dasar masing-masing gimana mereka beribadahnya Yo. Mudah kata, mereka punya panutan alias ustadz masing-masing gitu. Dan meskipun hasil pemikiran ustadz-ustadz itu berbeda tetapi sebenarnya intinya sama, bersumber dari al-Qur’an dan Hadits semua.” “Loh, kalo sumbernya sama kenapa hasilnya bisa beda Kak?” Rio pun mengeluarkan pertanyaan yang mengganjal di pikiran. Kedua alisnya menukik cukup tajam menunjukkan ketidakpahamannya. “Bisa kok. Misalnya nih Yo, kamu pas lagi main ternyata di sms sama ibuk kamu, terus disuruh buat beli gula waktu pulang. Tapi pas kamu mau tanya lagi sama ibukmu mau beli gula apa ternyata hp kamu udah nggak bisa nyala kehabisan batrai. Jadinya pas pulang main kamu beliin ibuk kamu gula pasir aja, soalnya itu yang kamu tau.” Si Rio ngangguk-ngangguk aja dari tadi sambil ngedengerin Deka cerita. “Eh ternyata, pas kamu kasih ke ibuk kamu, beli gulanya salah, bukan gula pasir tapi harusnya gula aren.” “Jadi yang salah ibuk dong kak, bukan aku.” Cerocos Rio langsung begitu Deka memberi jeda. Deka senyum aja denger itu sebelum dia ngerespon lagi. Ia menatap Rio dengan raut wajah yang serius. “Rio, bukan itu poin utamanya disini. Ibaratnya disini sms itu adalah satu-satunya petunjuk yang ada dan kita tidak bisa mendapatkan petunjuk yang lain lagi. Sehingga keputusan selanjutnya ditentukan oleh kamu, si pelaksana perintah itu. Nah begitu juga dengan Islam, oleh Allah Swt. kita diberikan petunjuk dalam bentuk al-Qur’an dan Hadits yang disampaikan melalui Baginda Rasulullah. Dimana sumber itu sudah paten dan setelah Rasulullah wafat tidak ada lagi yang bisa memberikan petunjuk. Sedangkan zaman terus bergerak dan situasi serta kondisi lingkungan pun begitu. Alhasil akan banyak cara beragama yang harus disesuaikan pula. Misalnya seperti masjid pada zaman Rasul dulu kan hanya beralaskan tanah, sedangkan sekarang masjid berlantai marmer, ber-AC, diberi sajadah juga, dan sebagainya. Dan yang paling berhak mengambil keputusan selanjutnya guna pedoman kita dalam beragama adalah ulama-ulama alias ustadz. Karena tidak semua muslim mampu melakukannya Yo. “Oooh, begitu ya kak.” Rio mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. “Iya Yo. Dan semua ulama yang berhak mengambil keputusan itu adalah orang-orang yang dipercaya, berilmu dan kompeten dibidangnya. Jadi kita sebagai orang awam yang tidak menguasai keilmuan semacam itu tidak boleh mempersalahkan yang berbeda dengan kita.” “O iya dong kak, pasti itu. Hehe.” Rio menjawab dengan antusias disertai cengiran lebar di wajahnya yang menggemaskan itu. Deka pun senyum menanggapinya, tak lupa tangan kanannya mengacak rambut Rio gemas. Tak berselang lama ia teringat dan segera melirik jam tangannya dan menyadari jika ia sudah cukup lama berbincang dengan Rio hingga matahari sudah sangat nampak cerah di pagi itu. “Nah Rio. Ngga terasa sekarang sudah siang, kakak harus segera pergi. Dan kamu harus siap- siap ke sekolah kan.” Terang Deka, ia ingin melanjutkan perjalanannya yang terhenti tadi. “Emm iya kak. Terimakasih banyak penjelasannya. Hati-hati ya dijalan.” Rio berdiri mengantarkan Deka hingga ke pinggir jalan raya. Ia terus sajamemasang senyum sambil melambai-lambaikan tangannya hingga Deka menghilang di ujung jalan. “Hahhh, sudah siang ternyata. Aku harus segera bersiap nih.” Gumam Rio sambil agak berlari untuk kembali ke rumahnya. Baca Juga Cerpen Tentang Persahabatan 6. Cerpen Remaja Horor Satu kisah yang sangat laris saat dijadikan cerpen adalah kisah horor yang di dalamnya terdapat kisah remaja juga. Sehingga kisah horornya tidak akan terlalu menakutkan karena terselip kisah ringan remaja. Berikut ceritanya yang dapat dijadikan referensi membaca Cerpen Remaja Horor Indigo Juga Manusia Terduduk diam seorang remaja putri di bangku belakang paling ujung. Semua itu karena dirinya berbeda dan masih banyak orang yang tidak menerima perbedaan itu. Lea sedang berusaha untuk tidak mempedulikan tatapan teman-temannya yang menatap aneh. “Alea Pramanda” Lea berdiri “Saya bu” ucap Lea. Seketika kelas menjadi gaduh dan menatap Lea dengan penuh kebingungan. Mata tajam yang sangat dingin memandangi Lea dari bangku guru “Anak baik, dipanggil ibu ya harus jawab ya” ucap wanita itu sebelum akhirnya matanya memelotot dan darah mulai mengalir dari mulutnya. “Lea duduk” ucap seorang guru yang baru saja membuka pintu. Namun terlambat, teman Lea yang ada di depan saat ini sudah kejang-kejang. Perlahan tapi pasti akhirnya semua murid berteriak histeris dan hanya menyisakan Lea dan guru yang baru datang. Lea ketakutan namun guru tersebut berusaha menenangkan “Lea tidak apa ibu di sini, kamu bisa bantu teman-temanmu? Sekali ini saja Lea tolonglah” Sebenarnya Lea tidak mau menolong mereka, beberapa minggu yang lalu Lea hampir dikeluarkan dari sekolah karena mereka yang berdemo dan menginginkan Lea pergi dari sekolah. Lea tidak pernah meminta untuk berbeda, Lea hanya ingin mereka tahu bahwa walaupun Lea seorang indigo, Lea tetaplah manusia. Langkah Lea yang perlahan menyelinap kerumunan teman-temannya yang sedang menjerit-jerit. Lea menghentikan langkahnya tepat pada sesosok makhluk yang selalu Lea benci, sesosok makhluk yang tidak tahu tempat dan hanya menyusahkan Lea. “Pergi!!!!” ucap Lea saat berada tepat di depan makhluk yang mampu menimbulkan kegaduhan satu sekolah. Tenaga Lea terasa terserap dan tubuhnya benar-benar lemas, akhirnya Lea jatuh pingsan tidak sadarkan diri karena kelelahan. Lea terkadang berharap matanya tidak terbuka lagi jika hanya untuk melihat mereka yang tidak sama dengannya. Rasanya sudah sangat lelah. Namun nyatanya Tuhan masih memberikan Lea umur panjang. Hanya saja yang berbeda saat ini, saat membuka mata ada beberapa teman di kelasnya yang menunggu Lea sadar dan mengucapkan terima kasih. Hati Lea terasa sangat hangat dan isak tangis tak tertahankan. Itulah beberapa cerpen remaja yang populer dan banyak peminatnya. Semua cerpen tentu saja memiliki pesan yang tersirat di dalamnya, semua tergantung bagaimana pembaca mengartikannya. Semua itu karena penulis cerpen saat ini pintar dalam mengaduk perasaan dan menyelipkan pesan dalam sebuah cerpen. Bahkan walaupun itu sebuah cerpen horor sekalipun. Cerpen Remaja
Inilahcerpen tentang kehidupan yang di alami dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan cerpen tentang kehidupan yang di alami yang Anda cari. Kehidupan remaja Indonesia sekarang sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada masa lalu. Kalau orang-orang tua kita mengatakan bahwa dahulu ketika remaja mereka masih tahu
Contoh cerpen singkat tentang pendidikan, motivasi, kehidupan, remaja lengkap – Cerita pendek atau cerpen kerap menjadi materi penugasan yang diberikan guru pada siswanya. Pada cerpen tersebut tidak hanya terdapat hiburan saja, tetapi juga nilai-nilai penting untuk diterapkan di kehidupan. Contoh-Contoh Cerpen Singkat Berbagai TemaDaftar IsiContoh-Contoh Cerpen Singkat Berbagai TemaContoh Cerpen Singkat tentang PendidikanContoh Cerpen Singkat tentang KehidupanContoh Cerpen Singkat tentang MotivasiContoh Cerpen Singkat tentang Remaja Daftar Isi Contoh-Contoh Cerpen Singkat Berbagai Tema Contoh Cerpen Singkat tentang Pendidikan Contoh Cerpen Singkat tentang Kehidupan Contoh Cerpen Singkat tentang Motivasi Contoh Cerpen Singkat tentang Remaja Kendala yang seringkali dihadapi penulis cerpen adalah ide yang seringkali sulit didapatkan, padahal penulis sudah berniat mengarang cerita. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar ide dalam menulis cerpen tetap ada, seperti dengan membaca cerita pendek lainnya, berjalan-jalan, menonton film, atau mengobrol dengan orang lain. Inspirasi bisa kamu dapatkan dari mana pun. Bingung menentukan tema cerpen yang akan ditulis? Ada banyak contoh tema cerpen populer yang bisa kamu coba. Misalnya saja cerpen bertema pendidikan, cerpen tema remaja, cerpen tema kesehatan, cerpen tema keuarga, dan cerpen lain yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Kamu bisa membuat cerpen dengan tokoh nyata ataupun menggunakan imajinasimu dan berkreasi sebebas mungkin ketika menulis. Sebagai referensi, berikut ini contoh cerpen singkat dengan berbagai macam tema. Contoh Cerpen Singkat tentang Pendidikan Mengejar Cita-Cita Suasana pagi itu di rumah Anggara tampak berbeda. Akan ada ujian beasiswa di sekolah. Menurut penuturan kepala sekolah, siswa yang mendapatkan nilai terbaik akan dibiayai hingga menyelesaikan studi di sekolah menengah. Anggara sudah bangun sebelum matahari terbit. Ia harus membantu ibunya menyiapkan bekal yang akan dibawanya ke sekolah. Tentu bukan bekal yang akan ia makan, melainkan bekal yang harus ia jual. Semenjak ayah Anggara meninggal, ibunya lah yang menggantikan peran sebagai tulang punggung keluarga bagi keempat anaknya. “Anggara berangkat dulu, ya, Bu,” ujar Anggara sambil memasukkan makanan yang sudah disiapkan ibunya ke dalam sebuah kantong. “Hati-hati, Nak. Jangan lupa belajarlah dengan baik di sekolah. Ibunya menyalami tangan Anggara. Sepanjang perjalanan ke sekolah, Anggara berusaha mengingat-ingat materi yang diberikan oleh gurunya kemarin. Ia memang sudah belajar materi untuk ujian hari ini, tetapi ia masih kurang percaya diri. Hanya saat berangkat dan pulang lah Anggara bisa fokus mengulang materi karena di rumahnya ia harus membantu ibu dan menjaga adik-adiknya. Ketika malam tiba, Anggara seringkali merasa kelelahan. Tak lama setelah Anggara datang, bel masuk kelas berbunyi. Seorang pria tua masuk ke kelas dan menyapa siswa-siswinya. “Selamat pagi Anak-Anak,” ujarnya dengan suara parau. Sepertinya beliau sudah seharusnya pensiun karena wajah lelah dan guratan keriput di wajahnya tidak bisa membohongi usia. “Selamat pagi, Pak, Ambo,” jawab murid-murid kompak. “Hari ini bapak akan membagikan kertas ujian untuk seleksi beasiswa hingga sekolah menengah. Berusahalah sebaik mungkin tanpa mencontek. Usaha kalian yang maksimal dan jujur akan mendapatkan berkah,” Pak Ambo mulai membagikan soal, “satu lagi. Pendidikan bisa mengubah banyak hal. Mengubah nasib seseorang, meningkatkan derajat orang tua, dan membuat kalian semakin bijaksana. Namun,tidak ada gunanya nilai tinggi dan semua itu kalau tidak ada kejujuran dalam prosesnya,” Murid-murid saling berpandangan sebelum akhirnya fokus pada kertas di depannya. Para murid diberikan waktu selama satu jam untuk menyelesaikan 30 buah soal. Semua murid terlihat fokus meskipun ada satu-dua yang kebingungan. Anggara sendiri nampak tenang sambil menjawab soal-soal. Tidak terbesit apa pun di pikirannya untuk mencontek atau menayakan jawaban pada temannya sekalipun ia merasa kesulitan. Ia yakin ibunya di rumah sedang mendoakannya agar lolos beasiswa dan berhasil mendapatkan kesempatan beasiswa. “Kalau aku dapat beasiswa ini, aku tidak perlu menunda waktu studiku dan bisa membiayai sekolah adik-adik sambil berjualan,” batin Anggara. Sambil menjawab soal, ia berharap bahwa jawaban yang ia tulis seluruhnya benar. Terbayang di benaknya jika ia berhasil dalam seleksi beasiswa, kehidupannya akan membaik. Contoh Cerpen Singkat tentang Kehidupan Pelajaran dari Penjual Dawet “Boleh dibeli, Neng, dawetnya,” ujar seorang bapak tua berkaos lusuh pada Narnia. “Nggak, Pak, terima kasih. Saya bawa bekal minum sendiri,” jawab Narnia. Bapak tua yang ia taksir berusia 70-an tahun itu menunjukkan raut kecewa sambil tertunduk. Narnia jadi tidak enak hati. Melihat pria tua yang berjalan sambil menjajakan dawet dalam plastik, ingatannya kembali ke beberapa tahun yang lalu saat ayahnya masih berjualan buku dari rumah ke rumah. Ia ingat betul ayahnya menangis karena buku yang dibawa tidak laku sama sekali, sehingga ia dan ibunya hanya minum air untuk menahan lapar. Ayah Narnia yang tekun berusaha memperbaiki nasib hingga mereka bisa hidup seperti sekarang. “Dawet…! Dawet…! Seribu lima ratus rupiah,” sayup-sayup suara bapak tua terdengar kian menjauh. Hanya seribu lima ratus, tetapi beliau tak kenal lelah berjalan. Narnia berpikir di zaman yang semua makanan bisa dipesan kilat ini, siapa yang masih tertarik pada dawet keliling? Tapi, jika ia tidak membeli, pasti bapak tua itu akan kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya. Narnia bangkit dari duduknya dan mendekati bapak tua. Untunglah jarak mereka belum terlalu jauh, sehingga Narnia bisa menyusulnya,”Minum saya ketinggalan, Pak. Saya beli dawetnya dua bungkus saja ya,” Wajah penjual dawet mendadak cerah, “Alhamdulillah,” ucapnya lirih, “terima kasih jadi pembeli pertama saya hari ini. Sejak pagi belum ada yang beli,” lanjutnya sambil memilihkan bungkusan dawet yang masih bagus. “Lho, ini sudah sore, Pak,” Kata Narnia. “Iya, sejak ada makanan online dan minuman yang disenangi anak muda, bisnis dawet ikut terdampak. Tapi ya nggak apa-apa. Namanya rezeki sudah ada yang ngatur,” sang pria terlihat pasrah. “Keluarga bapak yang lain bekerja juga?” Narnia menyelidik. “Istri saya sudah meninggal. Anak saya merantau ke Kalimantan tapi sudah tidak pulang beberapa tahun. Mungkin lupa dengan bapaknya,” bapak itu menyeka air mata yang hampir menetes, “tapi hidup harus tetap berjalan. Bapak nggak bisa mengandalkan siapa pun. Allah sudah mengatur rezeki untuk siapa saja yang berusaha,” jelasnya panjang lebar. Narnia mengangguk-angguk mengiyakan. Dibandingkan penjual dawet, hidupnya jauh lebih beruntung. Ia terharu tapi malu jika harus menangis di depan bapak itu. Dikeluarkannya lembaran uang seratus ribuan dari dompet, “Ambil saja sisanya, Pak,” kemudian Narnia segera pergi meninggalkan penjual dawet yang bersujud mensyukuri nikmat di sore itu. Contoh Cerpen Singkat tentang Motivasi Kue Penyemangat Kanya mengemasi adonan di hadapannya. Terlihat berbagai peralatan memasak yang berserakan. Kanya mendesah kesal, “Harus berapa kali lagi aku gagal sampai bisa membuat kue sempurna?” rutuknya. “Masih berusaha bikin kue?” sapa sebuah suara. Kanya menoleh dan mengangguk. Ternyata itu suara ibunya. Wanita dengan banyak keriput di wajahnya itu mengelus rambut Kanya. “Iya, Bu, sedikit lagi akan berhasil, kok,” Kanya meyakinkan ibunya. “Kenapa, sih, nggak coba yang lain aja? Udah beberapa bulan ini Kanya bikin kue terus,” ibunya terlihat sedih. “Kemarin-kemarin Kanya memang gagal, Bu. Tapi Kanya banyak belajar dari kesalahan itu. Kanya nggak asal-asalan lagi kalau bikin adonan, nggak asal menimbang bahan, dan nyobain rasa kuenya dulu sebelum di-oven,” jelas Kanya. “Lha, itu kenapa gosong?” tanya ibu Kanya sambil mencolek hidung anaknya. Ia tahu benar Kanya sedang berusaha memasak kue hingga sempurna agar bisa dititipkan ke toko tetangga. “Tadi Kanya tinggal ke kamar mandi sebentar, Bu. Hehe,” Kanya tersenyum kecut. Kanya memang berniat untuk menjual kue itu dalam jumlah besar agar hutang yang ditinggalkan ayahnya cepat lunas. Tidak hanya itu, Kanya ingin membantu perekonomian keluarganya. Mengapa memilih berjualan kue? Dengan bekal ijazah SD miliknya, Kanya tidak yakin bisa berjuang dengan lulusan Perguruan Tinggi di luar sana. Satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya adalah belajar hal baru dan memaksimalkannya. Akhirnya pilihannya jatuh pada usaha bisnis kue. Kanya belajar dari buku, media sosial, dan bertanya pada pegawai toko kue di dekat rumahnya. Usahanya membuahkan hasil karena ia mulai bisa memasak kue kering yang harganya cukup mahal. Kanya sudah berniat untuk memasak kue lagi esok hari. Berbekal semangat dan catatan lengkap, ia mulai mengaduk adonan dan mencetaknya ke cetakan. Senyumnya merekah tatkala menyaksikan hasil kuenya sempurnya. “Sudah enak dan layak jual. Kamu bisa mulai membuat lebih banyak besok dan menjajakannya,” ujar Bu Atun, pemilik toko yang akan ia titipi makanan, ketika Kanya menunjukkan hasil masakannya. Kanya tersenyum lega. Usahanya siang-malam tidak sia-sia. Mulai besok, ia bisa membantu ibunya memenuhi kebutuhan sehari-hari dan yang terpenting melunasi hutang yang ditinggalkan ayahnya. Keyakinannya masih tetap sama. Di mana ada kemauan, di situ lah Tuhan akan menunjukkan jalan. Contoh Cerpen Singkat tentang Remaja Menjauhi Pergaulan Bebas “Pulang sekolah mau langsung ke rumah?” tanya Adin pada Ama setelah jam pelajaran usai. Ama yang sedang memberesi alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas menoleh ke arah asal suara. “Langsung pulang. Besok ulangan,” jawabnya dingin. “Minggu lalu nggak ikut kumpul bareng kita. Minggu ini mau bolos nongkrong lagi?” Adin menyelidik. “Aku nggak sempet nongkrong bareng geng, Din. Aku harus bagi waktu buat belajar dan nungguin papa di rumah sakit,” wajah Ama mendadak sedih. Ayahnya baru saja mengalami kecelakaan dan Ama mendapatkan tugas menjaga bergantian dengan ibunya. “Nggak seru, Ma,” Adin langsung berlalu meninggalkan Ama. Ia merogoh sesuatu dari kantongnya dan mengeluarkan korek. Adin merokok. Meskipun jam sekolah sudah selesai, seharusnya siswa tetap menjaga etika dan tidak melakukan hal-hal negatif. Mungkin saja Adin sudah tidak sabar untuk merokok. Ama menghela nafas panjang. Jujur saja, sebenarnya ia tidak menemukan hal positif dari pertemanannya. Ia kira bergabung dengan murid terpintar akan membuatnya terbawa semangat belajar. Tapi ternyata tidak. Ia justru banyak diajak untuk jalan-jalan dan makan di luar, sehingga waktu belajarnya terbuang. Dari kejauhan terlihat Adin menyapa teman-temannya dan bergegas pergi. Ia melihat Ama sebentar sebelum akhirnya membuang muka. “Kok jadi jarang kumpul sama Adin?” tanya Bino memecah lamunan Ama. “Pada lagi sakit, Bin. Hari ini giliranku jagain sambil belajar buat ulangan besok,” jawab Ama. “Bagus, deh. Aku dukung kamu. Kemarin Adin dan temen-temen gengnya beli miras. Nggak tau mereka mau apa,” ujar Bino membuat Ama terperanjat. “Mm..aku duluan, deh,” Ama segera meninggalkan Bino karena terkejut dengan apa yang dikatakannya. Ama tidak menyangka bahwa Adin akan bertindak sejauh itu. Ama pun beranjak dari tempatnya dan berjalan ke rumah sakit. Di sana ada papanya yang sudah menunggu. Sembari menunggu papanya, Ama mengeluarkan buku dan mulai belajar. Tidak sengaja matanya menangkap layar televisi. “Ada apa, Nak?” tanya papa Ama. Ama menatap layar tanpa berkedip. Ada Adin sedang digiring polisi karena membawa minuman keras bersama pelajar lainnya. Mata Ama berkaca-kaca. Untunglah ia menolak diajak tadi. Tidak terbayangkan jika ia menuruti Adin, pasti ia juga sedang berada di sana. Demikian informasi contoh cerpen singkat tentang pendidikan, motivasi, kehidupan, remaja lengkap yang bisa kamu gunakan sebagai referensi. Kamu juga bisa membuat cerpen bertema sama dengan cerita berbeda sesuai kreativitasmu. Perhatikan unsur-unsur penulisan cerpen sekalipun cerpen yang kamu buat cukup singkat. Untuk bagian akhir cerpen, penulis bebas menentukan apakah ada solusi atau sengaja dibuat agar pembaca bisa menafsirkan sendiri kelanjutannya. Semoga bermanfaat. Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah

Namun Bayu adalah sosok remaja yang kuat. Dia tidak ingin selamanya merasa terpenjara dengan keadaan yang menyulitkan dia. Bayu tetap berpikir menggunakan naluri sehatnya, dan terus berusaha untuk merubah keadaannya. Bayu memiliki sebuah cita-cita terpuji layaknya kebanyakan remaja seusianya.

Klik tombol Play untuk mendengarkan artikel - Seperti namanya, cerpen atau cerita pendek adalah sebuah cerita yang biasanya berbentuk tulisan, dengan jumlah kata yang tidak sebanyak novel atau cenderung pendek. Dikutip dari batas panjang maksimal cerpen adalah 20 halaman atau tidak lebih dari kata. Inti dari kisah yang diangkat pada cerpen hanya memuat satu permasalahan utama saja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerpen adalah cerita pendek. Cerpen adalah bahan bacaan yang tepat bagi penyuka karya sastra berbentuk prosa, namun tidak menyukai kisah berbelit. Karena cenderung pendek, banyak orang yang lebih suka membaca jenis karya tulis yang satu ini. Di samping itu, topik atau tema yang diangkat juga terbilang beragam, salah satunya adalah cerpen remaja. Cerpen remaja berisi kehidupan remaja, mulai dari motivasi hidup hingga asmara. Tak heran jika pada masa remaja, banyak anak-anak yang suka membaca cerita karena cenderung sangat relate dengan kehidupan mereka. Bahkan, tak sedikit remaja yang kemudian menjadi tertarik untuk turut menulis cerita. Selain menghibur, embaca cerpen membuat kita terinspirasi dan tahu cerita-cerita seperti apa yang menarik untuk ditulis. Berikut ini adalah 8 contoh cerpen remaja. 1. Mimpi Sang Dara
Walaupuntetap aku tak dapat sepeda motor karena tak lulus tapi bukan berarti kehangatan ini harus berakhir. Tamat. 1. Unsur Intrinsik cerpen ''Bangkit''. 1.Tema: Jangan mudah putus asa / kehidupan 2.Latar: -Waktu : Malam hari. Bukti : Cahaya bulan malam ini begitu indahnya. Dunia remaja menjadi masa yang penting bagi setiap orang. Karena pada tahap itu banyak hal-hal yang terjadi untuk pendewasaan diri. Tak sedikit juga banyak penulis yang menuangkannya dalam cerita pendek. Cerpen remaja menjadi daya tarik sendiri karena mengisahkan masa-masa ini ialah 10 contoh cerpen remaja yang bisa kamu Isi1 Berbeda Jalan2 Radio FM3 Perpustakaan Kota4 Terbalik5 Jono dan Kepala Sekolah6 Ballerina7 Majalah Dinding 8 Nyanyian Seberang Jalan9 Pasar Malam10 NaylaBerbeda JalanSumber composita dari PixabaySari melangkahkan kaki dengan tergesa. Ia sudah terlambat 10 menit dari jadwal busnya hari ini, sehingga ia tertinggal bus jemputan. Ia perlu keluar dari gerbang komplek dan mencari ini semakin sial, tidak ada satupun ojek di pangkalan. Hari Senin seperti ini memang biasanya menjadi sangat sibuk, begitu pun tukang ojek. Di seberang jalan, ia melihat sosok lelaki yang menertawakan raut wajahnya. Sari semakin mendengus kesal, lelaki itu semakin menertawakannya. Dialah dengan motornya mendatangi Sari di seberang Jalan dan menawarkan untuk mengantarnya. Awalnya Sari menolak, karena pasti Ario, teman masa kecilnya akan mengejeknya habis-habisan di jalan. Tapi, di saat tergesa, akhirnya Sari pun menerima ajakan Ario.“Gimana rasanya terlambat sekolah?” Tiba-tiba Ario bertanya saat di perjalanan.“Ya sama aja kayak kamu terlambat ke turnamen lah.” Jawab Sari asal-asalan.“Aku sih gak pernah terlambat turnamen, Sar. Hahaaa”“Bodo amat, cepet ngebut!” Ario pun yang terkekeh kembali mengencangkan memang atlet bulu tangkis yang sudah tidak pernah sekolah umum sejak SMP. Ia memilih fokus untuk menjadi atlet dan memilih home schooling. Dari teman masa kecil Sari, Ariolah yang sudah memantapkan diri menjadi apa yang ia mau. Walau berbeda jalan dengan Sari, Ario selalu menemukan cara untuk menikmati masa di sekolah, Ario mengucapkan,“Belajar yang rajin ya Bu Dokter!” Sari tersenyum, sambil terkekeh. Merasa senang dan puas, entah juga 10 Cerpen Cinta Dengan Berbagai PesanRadio FM“Yuk kita dengarkan lagu Melly Goeslaw, yang berjudul Ku Bahagia’. Selamat Mendengarkan!”Lagu itu dirilis 2002 bersamaan dengan film terfenomenal pada masanya, yaitu Ada Apa dengan Cinta. Kedua ikon itu seolah mengisi masa remajaku saat itu. Dan hari ini, di penghujung 2019, aku berdiri kembali di sekolah ini, dengan radio yang sama, dan lagu yang sama. Aku takjub, ekskul radio ini masih terus bertahan, di tengah banyaknya aplikasi musik di HP siswa zaman tak ada keperluan untuk legalisir ijazah, tak mungkin aku mendengarkan lagi siaran-siaran dari radio sekolah ini. Lagu itu seolah membawaku bagaimana aku masih aktif di radio sekolah dan menghabiskan masa mudaku dengan teman-teman. Masa itu seolah memanggilku lorong sekolah menuju kantor, dahulu tidak ada atapnya. Sekarang dilengkapi atap berwarna biru tua. Memang benar, sekolah ini sudah bermetamorfosis sempurna. Aku jadi teringat ketika dahulu kehujanan basah kuyup dari kantor sampai ruangan kelas sehabis mengantarkan secara tiba-tiba, Pak Mustofa mendatangiku. Pak Mustofa merupakan guru seni yang menjabat juga sebagai pembina radio. Keriputnya kini semakin banyak, tetapi, gaya dan jiwanya tak pernah kelihatan tua. Setelah saling bertukar kabar, ia pun mengantarkanku pula ke ruang TU.“Inikan lagu kesukaan mu sama gengmu, ya, Nay”“Yaampun, Bapak, masih inget aja.”“Mereka pada gimana, Nay sekarang? Resti, Kiki, dan Lia?”“Baik-baik, Pak” Jawabku singkat, “Sepertinya..” jawabku dengan suara jadi teringat mereka bagaimana menghabiskan masa SMA dengan suka duka. Mengerjakan tugas bareng, ke kantin bareng, mengurusi segala hal tentang radio, sampai lulus bareng dan kita masing-masing tak tahu kabar lagi. Entah mengapa aku menjadi rindu hal tersebut. Setelah dari sini, aku putuskan untuk mencari mereka dan mengembalikan masa remajaku. Apapun yang KotaSumber foto composita dari PixabayAku menaiki anak tangga perpustakaan itu. Dengan seragam putih abuku yang sudah lusuh karena seharian aku beraktivitas di sekolah, aku memaksakan untuk menukarkan buku di perpustakaan bercover warna biru putih itu sudah lama belum aku kembalikan. Jika aku menundanya lagi, sudah pasti tunggakanku semakin banyak. Aku tak selesai membacanya karena hanya berisi cerpen remaja yang remeh temeh tentang sampai ke meja pustakawan, terlihat pustakawan sudah siap-siap mau pulang. Segera, aku bilang untuk memberitahu ingin mengembalikan buku. Hanya saja, Ibu pustakawan yang sudah beruban itu bilang,“Diurus sama mas yang itu, ya. Lagi magang dia. Reno, sini No.” Sosok tinggi berusia 20 tahunan itu menghampiri meja pustakawan. “Ibu pulang duluan ya, No. Anak bakal rewel nih”“Ah iya bu,” Lelaki itu hanya tersenyum sopan. Lantas ibu itu pergi keluar dan menyisakan kami berdua.“Bidhari, ya.. tunggakannya ujarnya sambil mengecek di layar komputer. Kuserahkan uang itu kepadanya, lantas ia tersenyum sambil menerima uangku, “Namanya bagus”“Terima kasih, Mas” hanya itu yang bisa kuucapkan. Karena terlalu salah tingkah dengan pujian yang aku terima. Pasalnya baru pertama kali ada yang memuji aku berbalik arah dan mencoba tidak berbalik. Namun, Ia memanggilku dan menyusulku. Ia pun menghalangi jalanku dengan postur tubuhnya.“Kartu perpusnya ketinggalan, Dek” ujarnya sambil tersenyum. Aku kembali kikuk dan mengucapkan terima kikukku terlihat jelas olehnya. Segera kupercepat langkah juga. Namun, saat perjalanan pulang, aku terus memikirkannya. Inikah yang dirasakan para tokoh-tokoh remaja di buku cerpen remaja saat jatuh cinta? Sekarang, aku menjadi tahu apa yang harus kulakukan sesering mungkin ke perpustakaan juga 10 Cerpen Persahabatan Dengan Banyak PesanTerbalikGadis itu terpaku. Matanya sinis terhadap apa yang ia lihat. Ia melihat sosok gadis seumuran dengannya bermanja ria dengan orangtuanya duduk di resto. Ia yang melihat pemandangan dari luar cafe itu hanya bisa berdiam.“Kamu kenapa, Ri?” sapaan temannya menghentikan lamunannya“Gak apa-apa, ayo kita ke rumah Jihan!” Riri ceria kembali dan menyembunyikannya dari berusia 15 tahun itu menguncir rambutnya sambil jalan. Sifatnya yang ceria membuat siapapun senang berteman dengannya. Ia pun disegani guru-guru karena pintar dan sopan. Tapi, tanpa orang-orang sadari, ia memiliki lubang hitam di hatinya yang belum terlihat oleh antara sekolah SMP dan rumah Jihan hanya beberapa meter, alhasil mereka hanya jalan dan masuk ke kompleks rumah. Pada saat perjalanan pulang, Jihan yang berjalan di depan menghentikan langkah.“Ri! Ri! Itu bapak kamu kan?” Jihan menunjuk mobil yang ditumpangi bapaknya Riri. Terlihat juga ada seorang wanita muda yang duduk di jok berdiam lalu kembali berlari ke arah sekolah. Tak mau melewati mobil Ayahnya yang sedang bersama wanita selingkuhan. Sontak teman-temannya pun mengejar, dan merasa kebingungan. Mereka memanggil-manggil Riri, namun tak digubris. Sampai akhirnya di taman sekolah yang sudah sepi, mereka menemukan Riri tersungkur di pojok dinding taman.“Tenang ya, Ri.” ujar Hana“Kita bakal bantu kamu kok apapun yang terjadi.” ujar Jihan sambil memeluk RiriPada hari itu, menjadi hal yang akan diingat oleh Riri. Bahwa masa mudanya tidak selalu berjalan mulus. Akan selalu ada kepedihan yang akan diingat. Salah satunya ialah masalah keluarganya. Untungnya teman-teman Riri bisa diandalkan. Riri pun menjadi tenang dan Kepala SekolahLelaki bertubuh agak gempal itu seringkali memasuki sekolah tanpa atribut lengkap. Ditambah selalu mengeluarkan baju seragamnya. Ia pun berteman dengan anak-anak nakal yang terkadang suka rusuh di sekolah. Tetapi, ia pintar bukan kepalang. Semua orang mengetahuinya saat pertama kali MPLS Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMP ku. Pasalnya, ia adalah orang yang berani bersuara tentang kebijakan MPLS.“Maaf Kak, saya izin bertanya. Untuk apa ya kami disuruh bawa semua barang ini? Apalagi barang-barang ini cukup banyak dan harganya di atas Kalau ada orang yang kurang beruntung, bagaimana?”Kakak-kakak OSIS itu mencoba menjelaskan sedetail mungkin, tapi tetap saja suara riuh peserta MPLS membuat OSIS juga terbungkam. Alhasil, barang-barang yang tadinya dikatakan akan dijadikan hadiah bagi para peserta terbaik, menjadi tidak wajib untuk dibawa oleh peserta. Hanya peserta yang mampu saja yang diwajibkan untuk Jono yang berani mempertanyakan kebijakan itu. Selama MPLS, ia tetap mengikuti peraturan sekolah, hanya saja ia berani mengeluarkan unek-uneknya secara langsung di depan panitia. Setelah seminggu, akhirnya MPLS pun selesai. Saat upacara penutupan, Jono dipanggil ke depan lapangan oleh Kepala Sekolah.“Ananda bernama Jono Laksono, silahkan keluar dari barisan. Dan ke depan”Sontak semua peserta, panitia, dan guru-guru pun saling berpandang. Awalnya Jono ragu untuk mendatangi Kepala Sekolah di depan halaman, namun akhirnya ia memberanikan diri. Orang-orang menyangka, Jono akanditegur atau dihukum karena membantah pada saat MPLS. Tapi, ternyata..“Terima kasih, Jono. Kamu sudah mengkritik beberapa hal yang tidak etis saat adanya MPLS ini.” Pak Kepala Sekolah justru mengucapkan terima kasih di depan semua orang dan sehabis itu menyalami siapa yang memulai, tiba-tiba terdapat tepuk tangan lalu menjadi riuh. Aku ingat saat itu Jono sangat senang. Sampai saat ini, ketika ia berdiri di lapangan lagi karena memenangkan lomba Sains, aku tersenyum. Aku mengingat obrolan dengannya waktu pertama kali bertemu saat MPLS.“Jangan terlalu menilai dari kulitnya. Tidak ada yang tahu, isinya arang atau emas” Ujar Jono kala aku menyempatkan diri untuk berkenalan foto Vladislav83 dari PixabayGadis dengan rambut dicepol itu segera memasuki panggung. Riuh penonton yang hadir membuat semangatnya semakin membahana. Kakinya mulai menjijit badannya meliuk, berputar, dan menari sesuai kursi penonton, ada sosok yang membelalakan matanya. Baru pertama kali inilah ia menonton pertunjukan balet remaja di gedung kesenian. Kalau bukan karena sepupunya yang bernama Anis memaksanya untuk ikut, ia tidak akan berada di tempat itu.“Bang.. bang.. Temenku hebat kan?” Anis yang telah berusia 15 tahun itu bertanya. Padahal, jarak perbedaan usianya hanya dua tahun.“Oh itu, iya” Jawab Abang dingin.“Halah Bang Gifar, kamu takjub juga kan liat penampilannya” Anis menggoda Gifar dengan menyenggol sikutnya. Gifar tak pementasan tunggal itu, Anis mengajak ke belakang panggung. Tentu saja dengan menyeret Gifar. Pada saat itulah Gifar melihat secara langsung dengan jarak dekat mata penari balet itu, yang bernama Kalia. Gadis kecil itu seumuran dengan Anis, tak ada yang aneh, hanya saja mata Kalia memancarkan semangat yang penuh terhadap hal yang disuka, yaitu di perjalanan pulang, Anis tak berhenti mengoceh tentang Kalia. Gifar mendengarnya sayup-sayup karena beradu dengan suara motor lainnya. Anis bercerita, Kalia sudah memenangkan banyak penghargaan balet. Kalia memang sudah sejak dari usia 5 tahun diperkenalkan dengan dalam hati Gifar, ia sangat tersanjung dengan penampilan Kalia. Ada momen menarik ketika Kalia tersenyum, terlebih di atas panggung. Penampilan Kalia membuatnya sadar, bahwa ia belum bisa memancarkan senyum yang tulus terhadap hal-hal yang ia suka. Ia belum mengetahui dan menekuni kegiatan yang menjadi hobinya.“Bang, kamu suka Kalia, kan?”“Hah! Ngarang aja kamu!” Sangkal Gibran lalu mengegas laju motornya. Teriakan Anis membuatnya tertawa dan sejenak melupakan pikiran tentang hobinya dan juga gadis balet juga 10 Contoh Cerpen PendidikanMajalah Dinding Bagaimana cinta pertamamu, apakah berhasil? Saling betukar pandang di jendela kelas dengan malu-malu, memberikan beberapa tangkai bunga dan coklat di kolong meja diam-diam, dan juga belajar bersama di perpustakaan merupakan alibi untuk selalu dekat dengan orang yang kau damba. Begitupun sosok berambut sebahu itu, yang matanya berpendar pertama kali di lorong sekolah saat melihat karya cerpenku di mading. Cerpen remajaku yang kupasang di mading, tak kusangka dibaca olehnya dan membuat matanya berkaca-kaca. Aku yang berada di sampingnya takjub, baru pertama kali aku melihat orang secara langsung terenyuh membaca cerpen ku.“Bagus sekali..” gumamnya kala itu.“Bagian mana yang bagus?” tanyaku“Saat Rana menggapai mimpinya dan jatuh bangun bersama Roni” jawabannya dengan tatapan mata masih menghadap mading. Rana dan Roni adalah tokoh dalam tak menanggapinya lagi. Namun tiba-tiba, ia menghentikan langkahku ketika aku hendak beranjak pergi.“Tunggu, namamu siapa?” tanyanya“Satya.” jawabku pendek“Aku Sinta, kelas 8B” ujarnya cepat, padahal akupun tak saat itu, aku yang ketika awal bertemu bersikap dingin, entah mengapa seperti tersihir matanya. Caranya tersenyum seolah membuat matanya pun ikut tersenyum. Perlahan-lahan aku mulai pura-pura menitipkan coklat di kolong mejanya, mencuri pandang di jendela kelasku yang berseberangan dengan pada semester genap terakhir kelas delapan, di saat perpustakaan kosong, itulah keberanianku pertama kali untuk mengajaknya berhubungan lebih dari teman. Entah mengapa, dengan senyum malu-malu, ia pun menganggukan kepala tanda setuju. Momen itu akan aku ingat seumur bulan berjalan, aku dan dia hendak pulang bersama. Tetiba ia menghentikan langkah tepat di depan majalah dinding. Ia menghadap langsung dan bertanya,“Kamu tahu, kenapa aku mau nerima kamu?”“Kenapa?”“Mungkin karena kamu menulis. Kamu juga kan yang menulis cerpen remaja yang aku baca saat pertama kali kita bertemu?” Penjelasannya membuatku susah berkata-kata. Aku tak pernah bilang kalau aku ialah penulis cerpen di mading hanya tersenyum lalu ia pun membalasnya dengan senyuman kembali. Entah kenapa, aku merasa menjadi orang yang beruntung. Mungkinkah ini dampak dari jatuh cinta pada kali pertama?Nyanyian Seberang JalanSumber foto Gerd Altmann dari PixabayRumah bergaya Belanda itu menjadi tongkrongan anak-anak muda. Pemiliknya ialah sepupuku bernama Angga. Biasanya pada jam 4 sore sampai malam, teman-teman Angga akan berkumpul dan bernyanyi sambil mendendangkan gitar. Rumahnya yang berseberangan dengan rumahku pun terkadang terganggu dengan kelakuan Angga dan teman-teman Angga berusia 12-17 tahun. Yang paling tua bernama Narto, ia bisa dibilang ketua geng di antara mereka. Narto kerap kali mengajak mereka bermain game bersama di sana ataupun hanya memainkan gitar sambil bernyanyi. Terkadang pula, ia menggodaku ketika hendak keluar rumah untuk pergi ke hari, Narto dan ketiga teman lainnya asyik bernyanyi sambil bermain gitar. Tak kutemukan Angga di sana. Entah kemana sepupuku satu itu, mungkin masih di dalam rumah. Apabila aku tidak disuruh pergi membeli telur, sangat malas aku keluar rumah dan bertemu saja aku membuka pintu gerbang, langkah kaki Narto dari seberang jalan mendekatiku. Ia bernyanyi sambil memainkan gitarnya dan menghampiriku dengan menggoda. Teman-teman lainnya pun cekikikan tertawa melihat Narto yang menggodaku. Aku yang risih pun berteriak.“Diam Narto!!” Sontak ia menghentikan nyanyiannya. “Kalian itu ngenganggu tau gak! Tiap hari nyanyi gak jelas, kayak gak ada kerjaan!” teman-temannya pun di seberang jalan mendadak diam. Dan kulihat Angga keluar dari dalam rumah.“Kamu juga, Angga! Suruh mereka pulang kek ke rumahnya masing-masing. Betah banget di rumah kamu kayak parasit!” Bentakku dengan keras. Kulihat mata mereka merenung tak berani aku pergi dari tempat itu dan meninggalkan mereka semua. Tak kusangka, Angga mengejarku. Di lapangan kompleks sebelum ke warung ia meneriakiku.“Wana! Berhenti!”“Apa?” Tanyaku kepadanya“Kamu gak berhak lho marah-marahin temenku kayak gitu. Mereka juga punya amarah yang disembunyikan dan melampiaskannya dengan ngobrol serta main bareng di rumahku. Emangnya salah kalau mereka bersenang-senang sejenak?”“Salah karena mengganggu orang, tau gak!” Bentakku tak mau kalah.“Ridwan sering ditinggal Ibunya tanpa dikasih apapun, Pandu punya masalah dengan kakaknya, dan Narto ia rela bersekolah sekaligus mengamen untuk menambah biaya obat Ayahnya, asal kamu tahu.” Penjelasan Angga membuatku tertegun. “Gak semua yang kamu kira gak berguna, gak ada nilai, Wan.” Perlahan Angga pun berbalik dan aku pergi ke warung dan berusaha tidak memedulikan omongan Angga. Tapi nyatanya, omongan Angga mengusik pikiranku. Selepas kembali dari warung, kulihat Narto dan lainnya sudah berdiri di depan rumahku. Mereka meminta maaf. Hal itu membuatku terenyuh. Segera aku pun meminta maaf kepada mereka. Rupanya dengan beberapa pengertian, segala hal menjadi MalamGulali berwarna merah muda itu mereka beli dengan sisa uang yang mereka punya. Sehabis menaiki komedi putar yang tiang-tiangnya sudah berkarat, mereka sepakat untuk menyudahi main wahana malam orang gadis remaja itu menikmati gulali merah di bangku pasar malam. Ada Rana yang selalu memakai bando untuk menghias kepalanya, ada Nina dan Nani si kembar identik yang menjadi pembeda adalah tahi lalat di sebelah pipi kiri pada Nina dan tahi lalat sebelah pipi kanan pada Nani, dan yang terakhir ialah Shila si anak bungsu yang selalu dimanja membawa handphone satu pun, mereka bebas melakukan dan bermain di pasar malam tanpa diganggu oleh panggilan dari orang tua ataupun dari orang lain. Lalu, mereka pun berbincang tentang yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi.“Tahu gak dosa kita apa? Dulu, kita sering iseng ke Pak Sadeli, asisten mamanya Shila. Gara-gara dia selalu pakai celana panjang batik kedodoran, hahha!” tiba-tiba Rana memulai perbincangan.“Haha bener, aku inget banget. Nina hampir mau ketangkep kan sama Pak Sadeli?” Shila menimpali“Enak aja, itu Nani tau, bukan aku! Aku kan larinya cepet!” Nina menyangkal“Tapi Pak Sadeli sabar deh ngadepin usilnya kita” ujar Nani sambil melahap gulali yang tersisa.“Untungnya aja, sekarang kita gak usil. Nanti di sekolah baru, kita bakal tetep kompak ga, ya?” tanya Rana“Pokoknya, harus! Diusahakan aja tetep ada komunikasi dan kumpul tiap jam istirahat, gimana?” Shila menjawabnya dengan semua pun mengangguk. Shila yang biasanya menjadi anak manja di rumah, selalu bisa mengajak dan menuntun teman-temannya itu. Di pasar malam, mereka mengikrarkan sesuatu pada ingatan masa anak-anak mereka, dan menyambut segala hal baru di depan mata mereka.“Untuk ingatan masa kecil dan ramalan masa depan,”“Yeay! Yeay! Yeayyyy!!”NaylaSumber foto Free-Photos dari PixabaySaat aku membuka tas sekolahku di kamar, lukisan dalam kertas tanpa nama itu berada di dalam tasku. Lukisan yang menggambarkan seorang putri pirang menghadap ke telaga berwarna biru. Entah siapa yang memasukannya, aku pun tak berikutnya, aku mendapatkan lukisan lagi di dalam tasku seusai pulang sekolah. Lukisan itu menggambarkan seorang putri berambut pirang yang sendirian menatap kue ulang tahun. Segera aku keluar kamar, tak ada siapapun di rumah. Lagipula aku sudah biasa sendirian di rumah. Tak ada orang tua, tak ada teman-teman. Namun tiba-tiba.“Happy birthday to you.. Happy birthday to you.. Happy birthday Nayla..” Suara nyanyian itu berasal dari suara ibuku yang single parent, dan juga satu-satunya temanku, yaitu yang berada di tasku ialah buatan ibuku sendiri. Tak pernah kutahu, Ibuku kembali melukis setelah bercerai dengan Ayah. Aku menangis terharu. Tak kusangka orang-orang yang aku sayangi mengingat ulang tahunku banyak orang bilang, sangatlah beruntung apabila ulang tahun ke 17 dirayakan dengan orang-orang spesial. Dan aku merasa aku mendapatkan hari spesial itu. Hari dimana aku akan mengingat momen beruntung, walau tak seperti orang-orang lain yang dirayakan dengan meriah dengan teman-teman yang banyak. Aku memiliki Andini yang mau menjadi tempat curhatku dari SMP. Ialah yang mengisi masa remajaku. Dan aku mempunyai Ibu walaupun menjadi single parent ia tetap menyeimbangi karir dan bahagia menjadi Nayla yang sesungguhnya dan juga Cerpen Kehidupan Dengan Banyak PesanBegitulah 10 contoh cerpen remaja yang bisa menjadi referensimu. Secara umum, mengisahkan masa-masa remaja. Semoga terbantu, ya. . 494 47 307 338 27 164 358 321

buatlah cerpen yang mengangkat kehidupan remaja