- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Roti Hidup. RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Yohanes 651-58; Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Dalam Injil Yohanes hari ini Yesus sampai lima kali berkata kepada murid-muird-Nya, bahwa mereka harus makan daging-Nya. Yesus menegaskan bahwa dalam diri-Nya, Allah memasuki diri dan hidup kita. Ia menjadi tubuh dan darah, menjadi manusia seperti kita. Murid-murid-Nya bukan hanya mengalami kesulitan memahami perkataan-Nya, bahwa mereka harus makan tubuh dan darah-Nya, tetapi juga sulit untuk percaya bahwa dalam diri Yesus, Allah sungguh memasuki dunia ini. Dalam Injil Yohanes, “daging” dipakai untuk membicarakan manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan, tetapi tanpa mengikutsertakan sisi-sisi jahat. Matius, Markus dan Lukas dan juga Paulus memakai kata “tubuh” dengan arti yang sama. Bahkan dalam tulisan-tulisan Paulus, “daging” memiliki konotasi buruk, yakni manusia rapuh sejauh dikuasai dosa dan untuk pengertian ini Yohanes memakai kata “dunia”. Baca juga Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juni 2023, Janda Miskin Ini Memberi dari Kekurangannya Dalam Pembukaan Injilnya, Yohanes menulis, Sang Sabda menjadi “daging” Yoh 114. Artinya Yang Ilahi itu mendatangi dunia dalam ujud manusia biasa, bahkan rapuh. Hanya dengan demikian Ia dapat sungguh merasakan kuatnya kuasa yang jahat walaupun Ia sendiri tidak kalah dan tidak menjadi bagian dari kuasa itu. Ia menunjukkan bahwa manusia tidak seluruhnya dapat dikuasai yang jahat. Maka Ia dapat menjadi tumpuan harapan orang banyak. Siapa saja yang kemudian mengikuti-Nya dan bersatu dengan Dia, akan selamat dan mencapai hidup kekal. Sementara terkait dengan “darah”, dalam pengertian waktu itu, “darah” biasa dipakai untuk menyebut tempat nyawa. Di situlah letak kehidupan. Dengan menyerahkan nyawa-Nya-darah-Nya-bagi orang banyak, Yesus berbagi kehidupan dengan orang banyak pula.
MINGGU 19 NOVEMBER 2017 Renungan Pagi GB.229 : 1-Berdoa MENDENGAR DAN MENGERTI HUKUM TUHAN. Nehemia 8:1-9 maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air (ay.2) MINGGU PRAPASKAH. PRAPASKAH / SENGSARA Masa ini dirayakan 7 minggu berturut-turut sebelum Paskah *). Prapaskah merupakan masa penyadaran diri dan
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ulangan 8 bacaan kedua 1 Korintus 10 16-17; dan bacaan Injil Yohanes 6 51-58. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Selamat merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus bagi kita semua. Pada perayaan ini kita kaum beriman diingatkan bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja, tapi dari segala yang diucapkan Tuhan." Ungkapan ini sebenarnya mendorong kita untuk menghayati bahwa hal-hal jasmaniah belumlah menjadi jaminan untuk kita bisa hidup benar. Karena hidup benar tidak ditentukan oleh perut kenyang atau lapar. Melainkan ditentukan oleh hati yang merendah. Dan karena itu orang hidup menurut perintah-perintah Tuhan. Sabda Tuhanlah yang menjamin kita untuk bisa hidup benar. Dan karena itu niscaya kita memiliki hidup kekal. Bahwa hidup kekal itu sangat erat kaitannya dengan makanan rohani yakni "makan Tubuh Kristus dan minum Darah Kristus." Baca juga Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juni 2023, Tekun Berdoa dan Perbanyak Sedekah Sangatlah benar kata Paulus rasul bahwa "Kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu." Ungkapan roti yang satu mengarahkan perhatian kita kepada Yesus. Bahwa semua kita yang percaya kepada Yesus meskipun banyak tapi tetap dalam satu tubuh yakni Kristus sebagai kepala dan kita semua adalah anggota-anggota-Nya. Sebagai anggota dari satu tubuh yang sama kita diminta untuk hidup dengan tetap menyatu pada Kristus sebagai kepala. Tidak hanya sekadar menyatu tapi menyatu dan percaya penuh bahwa dengan makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya kita akan hidup tenang dan damai. Karena itu niscaya kita akan memperoleh hidup kekal. Di sini berarti makan makanan jasmani memang berguna.
HariMinggu Paskah V (15 Mei 2022) Kis. 14:21b-27; Mzm.145:8-9,10-11,12-13ab; Why. 21:1-5a; Yoh. 13:31-33a,34-35. Mereka pun mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara bumi. Bapa yang baik, bersamaan kebangkitan Putra-Mu baharuilah hidup, niat dan harapan kami. Dengan Roh Kudus-Mu hidup dan
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Ego Sum Panis Vivus Akulah Roti Kehidupan. RD. Dr. Maxi Un Bria menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Yohanes 651-58. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Kabar gembira dari dan tentang Yesus Kristus sebagai Roti Hidup telah telah diwartakan dari Yerusalem ke seluruh penjuru dunia, melintasi batas-batas kota, negara, dan benua. Iman kepada Yesus sebagai Roti Hidup untuk hidup yang kekal telah merambah memasuki relung-relung hati segenap insan beriman Kristiani lintas budaya, generasi dan peradaban. Penyebaran dan warta iman yang efektif tentang Yesus sebagai Roti Hidup juga berhubugan erat dengan pilihan media. Peter Horsfield dalam bukunya From Jesus to The Internet 2015 1-2 menarasikan bahwa sejarah Kriatianitas berkaitan erat dengan media. Warta tentang Kabar Gembira Yesus Kristus yang menyebar secara global pada beberapa dekade dewasa ini tidak terpisahkan dengan kehadiran media baru yang berkembang sangat cepat di satu sisi dan di sisi lain kebangkitan agama di ranah publik juga dipandang memiliki kekuatan global yang berpengaruh atas budaya dan peradaban masyarakat dunia. Pointnya adalah terdapat hubungan yang erat antara agama dan media dan bagaimana pemimpin agama mengkomunikasikan pesan kepada khalayak. Namun dalam kajian perspektif budaya, media tidak dipandang sebatas sebagai intrumen komunikasi individu dalam menyampaikan pesan melainkan sebagai sebuah mediasi sosial yang berkontribusi bagi proses pembentukan makna dalam hidup. Pendekatan kultural melihat komunitas umat beriman juga terbentuk ketika mereka bekerja dan berinteraksi dengan menggunakan sumber daya simbolik yang disediakan budaya untuk menciptkan makna bagi kehidupan sehari-hari,untuk berbagi pengalaman dan misteri, untuk mengelola kecemasan dan pengharapan untuk mengisi ruang-ruang hidup yang tidak terisi. Pada Jaman Yesus tampil mengajar dan berkotbah memang belum ada internet. Namun Yesus juga telah memilih menggunakan cara-cara simbolik budaya masyarakat pada masa itu yang mudah dipahami untuk menyampaikan substansi pesan kepada para murid dan pendengar. Sebagai contoh Yesus memilih menggunakan media roti dan anggur sebagai simbol untuk menjelaskan Tubuh dan Darah-Nya yang disantap para murid dalam perjamuan Ekaristi. Maknanya adalah Tuhan mengorbankan diri-Nya dan memberikan diri-Nya sebagai Roti hidup yang disantap untuk keselamatan jiwa dan hidup kekal. Tindakan komunikatif Yesus telah membangun makna yang diyakini dan diterima para murid dan sepertiga penduduk dunia dewasa ini. Tindakan komunikatif Yesus juga dirayakan dari masa ke masa sebagai the way/jalan untuk memperoleh keselamatan dan hidup kekal.
RenunganHarian Katolik, Sabtu 3 April 2021: Ia Tidak Ada Lagi di Sini, Ia Sudah Bangkit Allah menjadi manusia melalui Putra-Nya, Yesus Kristus dan berpuncak pada sengsara, wafat dan kebangkitan. Sabtu, 3 April 2021 10:53
Senin, 01 April 2019 Edit Kita telah berada pada Minggu sengsara ke 5 di tahun 2019. Minggu Sengsara ke – 5 disebut Minggu Laetare yang berarti Minggu Sukacita. Antifon Pembukaan Minggu sengsara ke - 5 diambil dari Yesaya 66 10 “Bersukaciatalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya.” Yesaya 6610 merupakan bagian nubuat Yesaya tentang pemulihan Israel sebagai umat Allah. Nubuat ini memberi pengharapan dan penghiburan kepada umat Israel pada masa pembuangan ke Babel. Pemulihan Tuhan membawa kemakmuran dan kesejahteraan. Damai sejahtera akanmengalir seperti sungai dan seluruh umat akan bersukacita. Umat yang sebelumnya berkabung akan bergirang bersama Yerusalem. Sion akan bersukacita dan Yerualem akan diberkati dengan melimpah. Umat Israel akan dijadikan dan dipakai Allah sebagai bangsa yang mengantarkan anugerah keselamatanNya bagi bangsa – bangsa lain. Dalam Minggu Laetare ini, kita bersukacita karena sudah separuh jalan menghayati masa Kesengsaraan. Minggu Laetare merupakan simbol perjuangan kita di dunia untuk mencapai sukacita abadi yang dilambangkan dengan Paskah. Sukacita abadi kita peroleh berkat kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Karena itu, Minggu Laetare Minggu Sukacita ini memberikan kepada kita semua semangat untuk menjalani Minggu – minggu sengsara ini dengan sukacita rohani yang besar. Penderitaan dan kesulitan dalam perjuangan tidak sebanding dengan sukacita abadi, yaitu sukacita Paskah, yang akan kita peroleh “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” . Sebagaimana Tuhan memulihkan Yerusalem sesudah pembuangan pada masa Yesaya maka begitu pula Tuhan memulihkan saya dan saudara dari dosa melalui sengsara dan kematianNya. Di tengah derita salib dan pahitnya cawan ada secercah harapan yang membawa sukacita bahwa penderitaan Kristus akan membawa kita pada kemenangan. Karena itu marilah kita bersyukur sebab kita telah dipanggil untuk menderita bersama Kristus dan kitapun akan bersukacita dalam kemenangan Kristus. Pada minggu – minggu sengsara, marilah kita membawa hidup terus terarah kepada Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus yang menderita adalah hidup yang membawa pertobatan, meninggalkan egoisme dan berfokus pada Tuhan. Hidup yang terarah kepada kristus adalah hidup yang penuh pengharapan meski memikul salib berat, hidup yang penuh iman meski mengalami tantangan. Hidup yang terarah kepada Kristus adalah hidup yang menyangkal diri, memikul salib dan setia mengikuti Kristus. Hidup yang terarah kepada Kristus akan membawa sukacita dan kemenangan. Kita telah menerima kasih Allah yang besar. Kita telah menerima Cahaya Sejati. Semakin mengalami penderitaan, semakin berat perjuangan maka kita akan semakin bersukacita. Sebab perjuangan kita adalah perjuangan bersama Kristus. Tuhan memberkati.
. 7 334 395 171 236 312 310 498
renungan air hidup minggu sengsara